Puisi : Munajat Cinta
MUNAJAT CINTA
Nadia Nur Afifa, 2017
Cinta
Goresan awal
lembaran kisah
Desiran yang
kini menjadi debaran
Riak yang
tumbuh menjadi gelombang
Suka yang
matang menjadi cinta
Genangan menua
menjadi samudera
Setiap hal
seakan haus akan dewasa
Kini
jarak terbentang melintasi waktu
Merobohkan
pasak harapan yang kubangun
Menyiksaku
dalam rengkuhan rindu
Sesak,
erat, rintihku dalam peluk
Mengeja
waktu yang tak kenal tunggu
Menantimu
di monumen rindu
Percayaku,
kita pasti akan bertemu
Aku jatuh
dalam kubangan cinta
Jurang dosa
berbalut nikmat
Aku hilang di
telan asmara
Menggerogoti
hingga ke dada
Aku jatuh
terlalu dalam
Terlelap
begitu lama
Menikmati
syahdunya alunan rima
Tentang dirimu
yang kucinta
Hingga
akhirnya aku tersadar
Rasa ini mengepungku
melingkar
Kau bertahta
bagai Sang Raja
Menaklukan
tiap sudut jiwa
Mengultimatum
tiap jengkal raga
Dengan satu
propaganda: CINTA
Kau tahu, Aku
bukan pujangga
Yang mahir
merangkai aksara
Yang handal
meramu cinta
Merendanya
menjadi ungkapan rasa
Namun aku
ingin kau tahu
Cinta ini
murni adanya
Aku memang
bukan Siti hawa
Yang setia
hingga akhir hayat
Meski waktu
menyiksanya kejam
Dan semesta
mengoyak jiwanya yang belia
Aku bukan
Khadijah
Yang rela
memberikan segalanya
Harta, tahta, bahkan
air mata
Ikhlas dalam
segala duka
Aku bukan Aisyah
Wanita cerdas
bijaksana, lagi halus tutur katanya
Aku bukan
Fatimah
Wanita sabar
nan mulia, yang dirindukan surga
Aku hanyalah
wanita biasa
Wanita biasa
berbekal angan sederhana
Mencintaimu dnegan
mengharap ridhaNya
Aku hanyalah
insan lemah
Yang
sewaktu-waktu dapat binasa
Cintaku hanya
mampu kuuntai dalam doa
Melepasnya
jauh menuju Sang Kuasa
Mengharap pada
sejatinya pemilik cinta
Meminta
restuNya,
Menuliskan
nama kita di lembaran yang sama
Untuk
menjalani scenario yang telah lama tercipta
Berdua hingga
tutup usia
Dunia ini
fana, tapi kita abadi selamanya
Komentar
Posting Komentar