I am Proud to be a Woman!
Ehm, tes, tes,
tes, satu, dua, tiga.
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh!
Ulasan ini memiliki beberapa efek samping berupa naiknya asam
lambung, pusing, mual, melilit, muntaber, ingusan, gangguan kehamilan, dan
janin. Jadi, silahkan mempertimbangkan kembali niat anda untuk melanjutkan
membaca atau segera melambaikan tangan ke kamera.
Oke, ini celotehan abal yang diilhami dari kehidupan nyata. Karena
bingung mau disalurin ke mana, jadi saya pikir daripada nyalurin ke sungai dan
bikin kemungkinan terjadinya banjir meningkat 70%, mendingan saya nyampah di
sini aja. Jadi, saya sebenarnya nggak begitu mengharapkan feedback sih.
Apalagi komen yang menjatuhkan maupun membangun. Wong ini hidup saya kok, mau dikritik atau dikasih masukan yah bodo
amat. Bukannya songong, tapi kalau mau komen sekaligus muji juga Alhamdulillah.
Ngomong-ngomong soal saya, saya perempuan loh. Tau kan perempuan?
Makhlus halus—eh, maksud saya makhluk yang
berjiwa lembut dan penuh kasih sayang. Perempuan tuh istimewa, luar
biasa, spesial, dan tentu saja, menakjubkan. Saya bangga jadi perempuan. Mengutip kata orang bijak ‘Perempuan itu keren banget, memukau. Saat
kecil ia membuka pintu surga untuk ayahnya. Saat dewasa ia menyempurnakan agama
suaminya, dan saat jadi ibu, surga ada di telapak kakinya.’ Dan saya setuju
banget, bukan cuma karena omongannya bener banget, tapi karena saya sendiri
perempuan!
Eh, tapi bukan berarti saya menganggap remeh laki-laki sih. Saya
sadar keberadaan saya di dunia ini juga gak lepas dari campur tangan dan campur
ehm makhluk berjenis laki-laki. Saya
kan adalah hasil kerja sama antara Ayah dan Ibu saya. Hanya saja, saya bukan
tipe orang yang mau bermanis-manis ria di lidah, jadi menurut saya sendiri,
perempuan itu lebih keren dari laki-laki.
Bukannya laki-laki nggak keren sih, hanya saja kalau mau dibandingin kerenan perempuan kali kemana-mana. Eh, tapi bukannya saya nggak suka laki-laki loh ya, saya sangat suka dengan laki-laki berhubung saya bukan penganut LGBT—amit-amit Ya Allah—tapi diluar konteks itu, saya sangat mengagumi perempuan dan berhubung saya perempuan jadi saya juga kagum dengan diri saya sendiri, bahasa alaynya sih NARSIS. Tuh saya capslock biar jelas.
Bukannya laki-laki nggak keren sih, hanya saja kalau mau dibandingin kerenan perempuan kali kemana-mana. Eh, tapi bukannya saya nggak suka laki-laki loh ya, saya sangat suka dengan laki-laki berhubung saya bukan penganut LGBT—amit-amit Ya Allah—tapi diluar konteks itu, saya sangat mengagumi perempuan dan berhubung saya perempuan jadi saya juga kagum dengan diri saya sendiri, bahasa alaynya sih NARSIS. Tuh saya capslock biar jelas.
Tapi menurut saya narsis bukan sifat buruk kok. Justru itu adalah
salah satu cara kita mensyukuri karunia yang telah diberikan, yah walaupun
caranya agak alay sih, ini bukan ngeles loh ya. Jadi, intinya saya bangga jadi
perempuan! Hidup perempuan!
Komentar
Posting Komentar