Short Story: Hiding My Heart
Assalamualaikum, semua!
Kali ini aku kembali dengan sebuah cerpen yang walaupun jelek tapi semoga bisa bermanfaat untuk kalian semua ya. Jadi, cerpen ini aku buat karena waktu itu, guru lintas minat bahasa inggrisku nugasin kita buat bikin cerpen hasil improvisasi dari lagunya Adelle. Tau kan lagunya Adelle yang Hiding my heart? Hiding my heart itu maksudnya menyembunyikan perasaanku ya, bukan menyembunyikan hatiku. Hati mah tanpa disembunyiin udah tersembunyi.
Cerpen ini ada dua bentuk, yang pertama dalam bahasa pribumi dan satunya dalam bahasa kampung aku. Penasaran? Penasarn, kan? Pasti penasaran! *maksa*
Buat pemanasan, aku nampilin liriknya dulu ya, biar kalian pada ngeh.
Kali ini aku kembali dengan sebuah cerpen yang walaupun jelek tapi semoga bisa bermanfaat untuk kalian semua ya. Jadi, cerpen ini aku buat karena waktu itu, guru lintas minat bahasa inggrisku nugasin kita buat bikin cerpen hasil improvisasi dari lagunya Adelle. Tau kan lagunya Adelle yang Hiding my heart? Hiding my heart itu maksudnya menyembunyikan perasaanku ya, bukan menyembunyikan hatiku. Hati mah tanpa disembunyiin udah tersembunyi.
Cerpen ini ada dua bentuk, yang pertama dalam bahasa pribumi dan satunya dalam bahasa kampung aku. Penasaran? Penasarn, kan? Pasti penasaran! *maksa*
Buat pemanasan, aku nampilin liriknya dulu ya, biar kalian pada ngeh.
Hiding My Heart - Adelle
This is how the story went
I met someone by accident
Who blew me away
Blew me away
And It was in the darkest of my days
When you took my sorrow and you took my pain
And buried them away, buried them away
I wish I could lay down beside you
When the day is done
And wake up to your face against the morning sun
But like everything I've ever known
You'll disappear one day
So I'll spend my whole life hiding my heart away
Dropped you off at the train station
Put a kiss on top of your head
Watched you wave
And watched you wave
Then I went on home to my skyscrapers
And neon lights and waiting papers
That I call home
I call that home
I wish I could lay down beside you
When the day is done
And wake up to your face against the morning sun
But like everything I've ever known
You'll disappear one day
So I'll spend my whole life hiding my heart away
Away, yeah
Woke up feeling heavy hearted
I'm going back to where I started
The morning rain
The morning rain
And though I wish that you were here
On that same old road that brought me here
It's calling me home
It's calling me home
I wish I could lay down beside you
When the day is done
And wake up to your face against the morning sun
But like everything I've ever known
You'll disappear one day
So I'll spend my whole life hiding my heart away
I can spend my whole life hiding my heart away
Warning: Sekedar peringatan, cerita ini alay sangat, jadi sebelum baca pikir-pikir dulu, ya. Kalau nggak kuat jangan sok kuat, ntar muntah, pingsan, nggak ada yang bisa ngangkat. Situ jomblo sih wkwk.
HIDING MY HEART (Indonesian version)
Siang itu, matahari tak terlihat. Awan
hitam menutupinya dengan sempurna, pertanda sebentar lagi akan hujan. Aku
berjalan pelan di sepanjang trotoar. Mengutuk betapa kejamnya sang takdir
menyiksaku tanpa henti. Semua terasa seperti mimpi, Ayahku
yang dipenjara karena terlibat kasus korupsi, Ibuku yang harus dirawat di rumah
sakit jiwa akibat stress berat, dan Aaron, pacarku yang selama ini kukira tulus
mencintaiku ternyata tega meninggalkanku hanya karena aku sudah tidak punya
apa-apa lagi. Jangan tanya soal teman, mereka hanya mendekatiku karena kekayaan
orang tuaku.
Titik-titik air pun mulai turun, ah,
hujan yang selalu kusukai kini telah hadir. Hujan adalah satu-satunya hal di
dunia ini yang tidak pernah menyakitiku. Bukannya ikut berteduh seperti yang
dilakukan oleh orang lain, aku malah menari-nari seperti orang gila di bawah
guyuran hujan, tanpa peduli kalau pakaianku akan basah. Aku berharap air hujan
dapat membantu meringankan beban pikiranku.
Cukup lama aku menikmati bagaimana
sensasi air hujan yang membasahi kulitku, hingga tiba-tiba sebuah payung
menaungiku. Payung bermotif kotak-kotak dengan tangkai perak yang digenggam
oleh sebuah tangan kekar berhias jam tangan hitam. Aku mengangkat kepalaku dan
langsung bertatapan dengan sepasang bola mata hitam yang menatapku lekat.
Melihatku yang keheranan, Pria itu tersenyum ramah, membuat mata bulatnya
melengkung seperti bulan sabit. Sungguh, senyumnya membuat hatiku menghangat
dan jantungku berdegup kencang. Apakah dia adalah malaikat yang selama ini
kutunggu? Aku tak pernah mengira, malaikat bisa hadir dalam sosok pangeran
tampan dengan senyum menawan. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama.
Begitulah pertemuan pertamaku dengan
Antariksa Eksplora Soraya, malaikat tampan dengan payung bermotif kotak-kotak. Lelaki yang berhasil
merebut hatiku dengan perlakuan sederhananya. Anta adalah seseorang yang bisa
membuatku bangkit dari masa kelamku. Anta membantuku menerima kejamnya
perlakuan takdir padaku. Anta selalu ada di sisiku untuk menguatkanku saat
lemah, menghiburku saat sedih, dan menyemangatiku saat aku ingin menyerah.
Menurutnya, takdir itu bukanlah sesuatu yang bisa disalahkan, dilawan, atau
diubah. Terimalah takdir dengan ikhlas, karena seluruh perjalanan hidup kita
telah digariskan oleh takdir, tugas kita hanyalah menjalaninya sebaik mungkin.
Aku tidak tahu bagaimana perasaan Anta
padaku, tapi aku berharap dia akan selalu bersamaku, Aku ingin melihat wajahnya
yang tersenyum padaku di setiap pagi. Aku tahu, aku terlalu mencintai Anta.
Semua perlakuan manisnya membuat rasa cintaku padanya semakin bertambah. Namun,
semakin aku mencintainya, semakin sulit bagiku untuk mengakuinya, pengalaman
mengajarkanku bahwa semua hal yang kumiliki pasti akan pergi, termasuk Anta.
Aku tahu, dia tidak akan berada di sampingku selamanya, suatu hari nanti dia
pasti akan pergi. Jadi aku memutuskan untuk menyembunyikan perasaan ini.
Hari itu adalah hari ke-23 bulan
November, Anta tidak datang menemuiku seperti
biasanya. Aku menunggunya di taman dekat rumahku, berharap dia akan datang
dengan senyum manis yang selalu bisa meluluhkan hatiku. Namun hingga sore
menjelang, sosoknya tak kunjung terlihat. Aku mencoba berpikir positif, mungkin dia punya urusan penting yang harus segera
diselesaikan. Baru saja aku bangkit dari ayunan tua yang kududuki, tiba-tiba
Anta muncul di hadapanku. Tak ada senyum manis yang biasa dia tampilkan, yang
ada hanyalah wajah murung.
Aku ingin memeluknya dan mengatakan
hal-hal manis untuk menghilangkan kemurungannya, tapi aku tak mampu. Kami hanya
saling bertatapan dalam diam, mengutarakan kata yang tak mampu diucapkan dengan
lisan. Tiba-tiba Anta menunduk dan menghela nafas panjang, seolah-olah dia
sedang memikul beban yang sangat berat. Lalu dengan satu tarikan nafas, dia
mengucapkan sebuah kalimat yang membuat lututku lemas. Dugaanku benar, Anta
pasti akan pergi, dan ini adalah waktunya. Dia tidak menjelaskan alasan
kepergiannya, tapi aku cukup mengerti untuk tidak bertanya lebih lanjut.
Keesokan harinya, hari ke-24 bulan
November, Aku mengantar Anta ke stasiun kereta. Sebelum dia naik ke atas
kereta, aku mencium dahinya lembut, ciuman pertama dan terakhirku untuknya.
Setelah itu Anta tersenyum sambil melambaikan tangannya. Aku membalas lambaian
tangannya lalu berbalik pergi. Aku berjalan pelan menuju ke rumah, melewati
trotoar panjang yang menjadi saksi bisu pertemuanku dengan Antariksa Eksplora
Soraya 3 tahun yang lalu. Anta, mungkin aku bodoh mengatakan hal ini, tapi
ketahuilah, Aku sangat mencintaimu. Tapi maaf, aku tidak bisa mengakuinya. Aku
sudah memutuskan untuk menyembunyikan perasaanku padamu, Karena aku sanggup
menghabiskan seluruh hidupku untuk menyembunyikan isi hatiku. Aku mencintaimu,
Anta.
TAMAT
HIDING MY HEART (English version)
That afternoon, the sun was not visible. A black cloud covered it completely, a sign would soon be rain. I walked slowly along the sidewalk. Condemned how cruel the fate tortured me endlessly. It all was felt like a dream. My father who was jailed for corruption, my mother to be treated in a mental hospital due to severe stress, and Aaron, my boyfriend who I thought sincerely love me turns to leave me just because I've not had anything else. Do not ask about friends, they just came up to me because of the wealth of my parents.
The water drops began to fall, ah, I liked the rain. Rain was the only thing in this world that never hurt me. unlike others who rushed to take shelter, I even danced like a crazy person in the rain, no matter if my clothes would be wet. I hoped that the rain water can helped ease the burden on my mind.
For too long I enjoyed how the sensation of rain that wet my skin, until suddenly an umbrella over me. Plaid umbrella with a silver stalk was gripped by a burly hand. I lifted my head and direct eye contact with a pair of black eyes that looked me intently. Then, he was a friendly smile, made his spherical eye curved like a crescent moon. Truly, his smile warmed my heart and my heart was pounding. Whether he was an angel that had been I waiting for? I never thought, angels can be present in the figure of handsome prince with a charming smile. I fell in love with him at the first sight.
That was my first meeting with Antariksa Eksplora Soraya, a handsome angel with plaid umbrella. The man who won my heart with simple treatment. Anta was someone who can made me bounce from the dark of my days. Anta helped me to accept the cruel treatment of destiny. Anta always there by my side to strengthen me when I weak, cheered when I was sad, and supported me when I wanted to give up. He said, “Destiny is not something that can be blamed, opposed, or changed. Accept destiny with sincerity, because the whole course of our lives have been outlined by destiny, our task is merely to live as good as possible.”
I do not know how Anta’s feel to me, but I hoped he will always be with me, I wanted to see his face smiling at me every morning. I knew, I too love Anta. All his treatments sweetness made my love for him grows. However, the more I love him, the more difficult for me to admit it, the experience taught me that all things will disappear one day, include Anta. I knew, he would not be by my side forever, someday he'll go. So I decided to hide my feelings.
It was the 23th day of November, Anta did not come to meet me as usual. I waited in the park near my house, hoping he would come up with a sweet smile that always could melt my heart. But, until the evening approach, he did not come. I thought maybe he had important matters that must be resolved. But when I got up from the old swing, suddenly Anta appeared in front of me. There was no usual sweet smile he displayed, there was only a glum face.
I wanted to hug him and say sweet things to relieve his depression, but I can not. We just stared at each other in silence, express the words that unable uttered by the tongue. Anta suddenly looked down and sighed, as if he was carrying a very heavy burden. Then, in one breath, he uttered a sentence that made my knees weak. I was right, Anta will definitely go, and this was the time. He did not explain the reason he left, but I knew enough not to ask further
.
The next day, the 24th day of November, I dropped Anta off to the train station. Before he was aboard, I kissed his forehead, our first and last kiss. After that Anta smiled and waved. I waved back and turned away. I walked slowly toward the house, past the long sidewalk that be a silent witness to encounter with Antariksa Eksplora Soraya, 3 years ago. Anta, maybe I was stupid saying this, but remember, I love you so much. But sorry, I can not admit it. I've decided to hide my feelings for you, Because I can to spend my whole life hiding my heart away. I Love you, Anta.
THE END
Komentar
Posting Komentar